Pengembangan produk baru, antara lain bantalan rel, tetrapod, tiang beton pracetak, sistem pengerasan rigid, dan reinforced concrete pipe. Selanjutnya, melakukan efisiensi melalui shared resource dan command center.
"Waskita Beton Precast akan melakukan pengelolaan sumber daya secara terintegrasi. Selain itu kami juga akan melakukan clustering pada unit usaha yang lokasinya berdekatan, sehingga akan lebih efisien," kata Cholis.
Perusahaan juga melakukan strategi kolaborasi yaitu memaksimalkan sumber daya pihak lain untuk dapat mengoptimalkan efisiensi operasional, termasuk melakukan restrukturisasi fasilitas perbankan melalui Bank Himbara, yang dilakukan bersama dengan induknya yakni PT Waskita Karya (Persero) Tbk.
Saat ini, Waskita Beton Precast dalam proses kajian dengan pihak ketiga independen dan bank swasta dengan melakukan rollover fasilitas pinjaman dan mengubah skema cicilan.
"Kondisi Waskita Beton Precast masih cukup baik jika dilihat dari rasio utang berbunga (gearing ratio) dan rasio lancar (current ratio) di mana rasio utang berbunga perusahaan per September 2020 adalah 1,04x (covenant 2,5x), dan rasio lancar perusahaan adalah 1,31x. Ini menunjukkan bahwa perusahaan masih memiliki kapasitas ruang pendanaan yang cukup luas serta masih mampu untuk memenuhi hutang jangka pendek," katanya.
ANTARA
Baca juga: Waskita Beton Precast Incar Kontrak Baru Rp 5 Triliun pada 2020