TEMPO.CO, Jakarta - Produsen farmasi yang bermarkas di Inggris, AstraZeneca, mengklaim vaksin Covid-19 yang dikembangkannya bersama Universitas Oxford sangat efektif dalam mencegah Covid-19. Hal tersebut disimpulkan dari uji klinis kandidat vaksin, AZD1222, di Inggris dan Brasil.
"Titik akhir primer, dan tidak ada rawat inap atau kasus penyakit parah yang dilaporkan pada peserta yang menerima vaksin," dinukil dari keterangan resmi AstraZeneca di laman resminya, Senin, 23 November 2020. Total ada 131 kasus COVID-19 dalam analisis sementara.
Satu rejimen dosis vaksin tersebut, n=2.741, diklaim menunjukkan kemanjuran vaksin 90 persen ketika diberikan setengah dosis, diikuti dengan dosis penuh setidaknya satu bulan terpisah. Dan rejimen dosis lainnya, n=8.895, menunjukkan kemanjuran 62 persen bila diberikan sebagai dua dosis penuh terpisah setidaknya satu bulan.
Analisis gabungan dari dua rejimen dosis, n=11.636, menghasilkan efikasi rata-rata 70 persen. "Lebih banyak data akan terus terkumpul dan analisis tambahan akan dilakukan, menyempurnakan pembacaan khasiat dan menetapkan durasi perlindungan," tulis perseroan.
Badan Pemantau Keamanan Data independen menetapkan bahwa analisis tersebut memenuhi titik akhir utamanya, yang menunjukkan perlindungan dari Covid-19 pada 14 hari atau lebih setelah menerima dua dosis vaksin. Badan tersebut juga mengonfirmasi tidak adanya peristiwa keamanan serius pada uji coba vaksin tersebut.
AstraZeneca segera mempersiapkan pengiriman data sesuai peraturan kepada otoritas di seluruh dunia yang memiliki kerangka kerja untuk persetujuan bersyarat atau awal. Perseroan akan mencari Daftar Penggunaan Darurat dari Organisasi Kesehatan Dunia alias WHO untuk mempercepat ketersediaan vaksin di negara-negara berpenghasilan rendah. Secara paralel, analisis lengkap dari hasil sementara sedang dikirimkan untuk publikasi dalam jurnal peer-review.