TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Center of Macroeconomics and Finance Institute for Development of Economics and Finance atau Indef, Tauhid Ahmad memperkirakan pertumbuhan ekonomi di 2020 sekitar minus 1,35 persen dan di 2021 sebesar 3 persen.
"Faktor utamanya karena Covid-19. Ini menahan belanja kelas menengah. Karena Covid menghantui kelas menengah untuk melakukan konsumsi," kata Tauhid dalam diskusi virtual, Senin, 23 November 2020.
Padahal konsumsi berkontribusi 56-57 persen terhadap Produk Domestik Bruto.
Laju kredit perbankan, kata dia, diprediksi hanya 5 hingga 6 persen. Padahal, dalam kondisi normal pertumbuhan itu mencapai 9 hingga 11 persen.
"Kredit itu kan ibarat darah. Kalau misalnya kita untuk bergerak lari, tapi darahnya masih terbatas atau separuh dari kapasitas normal, artinya permintaan belum normal," ujarnya.
Di tengah proses pertumbuhan ekonomi yang masih tertahan, dia menilai wajar kalau beberapa hari lalu Bank Indonesia menurunkan suku bunga jadi 3,75 persen. Hal itu, kata dia, untuk mengantisipasi penurunan laju rate perbankan.