TEMPO.CO, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir mengaku dirinya pernah mendesak PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. atau Telkom untuk melakukan sejumlah pembenahan.
"Saya pernah keras bilang, jika Telkom tidak serius kembangkan infrastruktur dan tidak mengubah strategi bisnisnya, lebih baik kita punya Telkomsel saja," ujar Erick di acara LUSTRUM XII IKA ITS Innovation Challenge and Business Summit 2020 yang disiarkan melalui YouTube Pengurus Pusat IKA ITS, Sabtu, 22 November 2020.
Pasalnya, menurut Erick Thohir, saat itu Telkomsel sudah tercatat menyetor dividen jauh lebih besar ketimbang Telkom. "Alhamdulillah di acara 25 tahun Telkom diketahui kapitalisasi pasar sudah bounce back," katanya.
Bahkan, bukan tak mungkin, kata Erick, jika Telkom terus berbenah, kapitalisasi pasar bisa kembali seperti saat kejayaan perusahaan pelat merah itu di masa lalu. Saat ini Telkomsel sudah menguasai 65-67 persen pasar, dan bila infrastruktur digital disinergikan dengan PLN akan jadi luar biasa.
Erick Thohir menjelaskan peran Telkom sangat penting terutama di masa pandemi yang memaksa percepatan digitalisasi. "Indonesia sebagai negara besar memiliki pasar dan sumber daya alam yang besar. Selain pelabuhan dan jalan, infrastruktur digital juga penting."
Karena kelemahan di Tanah Air masih di seputar database, Erick menyebutkan pembangunan data center dan clouding system menjadi sangat penting. "Oleh karena itu diharapkan Telkom bisa jadi agregator database, dengan menyiapkan data centre yang bisa dimanfaatkan banyak pihak tapi tetap menjaga rahasia tiap individu," ujarnya.