TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. memperkirakan kredit sampai akhir tahun masih tidak tumbuh signifikan karena nasabah korporasi masih dalam konsolidasi.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Jumaidi mengatakan sebagian besar nasabah Bank Mandiri merupakan nasabah korporasi. Dengan kondisi saat ini, aksi korporasi dari banyak perusahaan di Indonesia masih dalam konsolidasi sehingga tidak ada permintaan kredit.
"Kalau dilihat dari posisi Juni ke September ada penurunan pertumbuhan. Di posisi Juni, pertumbuhan kredit Bank Mandiri masih di kisaran 5,8 persen. Tapi di posisi September sudah di posisi 3 persen secara konsolidasi," katanya dalam webinar pada Jumat, 20 November 2020.
Darmawan memperkirakan tren penurunan pertumbuhan akan berlanjut sampai dengan akhir tahun karena permintaan kredit yang belum muncul. Apalagi, portofolio Bank Mandiri sebagian besar ada di segmen wholesale.
"Kita melihat memang permintaan belum meningkat. Mungkin kami tidak tumbuh negatif, tetapi mungkin tidak terlalu tinggi di November dan Desember ini," katanya.
Sementara itu, total implementasi restrukturisasi kredit terkait Covid-19 di Bank Mandiri sekitar Rp 116 triliun. Komposisi restrukturisasi terbesar didominasi oleh 3 sektor yakni konstruksi, perdagangan besar dan eceran, penyediaan akomodasi dan makanan minuman. Restrukturisasi terutama dilakukan pada sektor terdampak signifikan oleh Covid-19.
BISNIS
Baca juga: Bank Mandiri: Bunga Deposito Masih Mungkin Diturunkan Lagi