"Ketiga, Presiden menekankan pentingnya reformasi struktural dan multilateralisme harus terus didorong," ungkap Retno.
Sebagai penutup, Presiden menyampaikan bahwa tidak ada pilihan lain bagi APEC untuk bekerja sama sebagaimana yang telah dilakukan di Bogor pada tahun 1994.
"Sebuah terobosan besar telah dilakukan APEC pada 1994, terobosan ini dinilai Presiden masih sangat relevan sampai saat ini antara lain mengenai pentingnya memperkokoh sistem pasar terbuka dan multilateralisme dan tebalnya spirit saling membantu, bekerja sama untuk mencapai tatanan ekonomi yang menguntungkan semua," kata Retno.
Menurut Retno, Jokowi secara jujur mengatakan bahwa fondasi kebersamaan yang telah dibangun pada masa lalu cenderung melemah 2 tahun lalu karena KTT APEC 2018 tidak dapat mencapai kesepakatan.
"Oleh karena itu Presiden menyambut baik bahwa di KTT kali ini kita dapat menyepakati hasil pertemuan," kata Retno.
Pada KTT APEC kali ini, Malaysia bertindak selaku tuan rumah.
Jokowi didampingi oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri Abdul Kadir Jaelani.
ANTARA
Baca juga: Presiden Jokowi Hadiri KTT APEC 2020 Secara Virtual