TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyampaikan tiga hal dalam Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (KTT APEC) 2020 yang dilakukan secara virtual.
"Presiden juga menyampaikan bahwa ekonomi APEC mengalami kontraksi PDB hingga 2,7 persen dan 74 juta penduduk kehilangan mata pencaharian, sehingga APEC harus membalikkan keadaan ini. Karena itu Presiden menyampaikan tiga hal," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam konferensi pers virtual di Istana Kepresidenan Bogor, Jumat, 21 November 2020.
Pertemuan APEC 2020 mengangkat tema "Optimising Human Potential Towards a Resilient Future of Shared Prosperity: Pivot. Prioritise. Progress" yang mencerminkan harapan akan ketahanan, kelincahan, dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif di kawasan Asia-Pasifik melalui konsep kesejahteraan bersama selama pandemi Covid-19.
"Pertama mengenai pentingnya kembali merajut 'strategic trust' visi APEC. Pasca 2020 menjadi momentum untuk mempertebal 'strategic trust' guna mewujudkan kerja sama yang saling menguntungkan," ungkap Retno.
Kedua, Presiden menekankan pentingnya mereaktivasi pertumbuhan perekonomian APEC.
"Presiden mengharapkan pada 2021 akan terjadi pertumbuhan positif dan upaya harus didorong mulai dari sekarang, misalnya perjalanan bisnis esensial harus didorong termasuk melalui optimalisasi APEC 'business travel card' tentunya dengan protokol kesehatan yang disiplin," kata Retno.
Selanjutnya rantai pasok konektivitas dan digitalisasi ekonomi juga harus diperkuat.