"Wajar kalau rupiah dalam perdagangan penutupan akhir pekan ini," ujar Ibrahim. Di samping sentimen negatif tersebut, ada pula kabar baik dari dalam negeri yatu Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2020 surplus sebesar US$ 2,1 miliar.
Realisasi ini jauh lebih rendah dari kuartal II 2020 dengan surplus mencapai US$9,2 miliar. Dengan begitu, posisi cadangan devisa pada kuartal III 2020 naik menjadi US$135,2 miliar. Posisi cadangan devisa itu setara dengan pembiayaan 7,6 bulan impor atau 9,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Sementara itu, dari luar negeri, Ibrahim mengatakan pasar menyimak kebijakan stimulus ekonomi di Amerika Serikat. Ia berujar AS telah membuat dua langkah yang saling bertentangan terkait masa depan jalur stimulus Covid-19.
Di satu sisi, Menteri Keuangan Steven Mnuchin telah meminta Federal Reserve untuk mengembalikan dana untuk sistem pinjaman umum yang dikelola untuk mendukung berbagai organisasi selama pandemi. Namun, di sisi lain, Pemimpin Mayoritas Republik Senat Mitch McConnell telah setuju untuk memulai kembali pembicaraan dengan Demokrat tentang paket stimulus Covid-19 yang baru.
CAESAR AKBAR
Baca: Gubernur BI: Masih Undervalued, Rupiah Berpotensi Terus Menguat