TEMPO.CO, Jakarta - Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan melemahnya nilai tukar rupiah ke level Rp 14.165 per dolar AS pada penutupan perdagangan hari ini, Jumat, 20 November 2020, salah satunya dipicu oleh sentimen negatif dari dalam negeri.
"Kabar Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan kemarin di luar dugaan, karena para analis memprediksi Bank Indonesia masih akan mempertahankan suku bunga acuan. Ini merupakan kejadian yang kedua kali dan pada akhirnya pasar merespon negatif terhadap kebijakan tersebut," ujar Ibrahim dalam keterangan tertulis, Jumat, 20 November 2020.
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) sebelumnya memutuskan untuk menurunkan tingkat suku bunga acuan 7 Days Reverse Repo Rate/7DRRR) sebesar 25 basis poin (bps) dari 4 persen menjadi 3,75 persen pada November 2020. Begitu pula dengan tingkat suku bunga deposit facility dan bunga lending facility masing-masing turun 25 bps menjadi 3 persen dan 4,5 persen.
Ibrahim mengatakan bahwa sentimen negatif tersebut merupakan pembelajaran bagi Bank Indonesia. Menurut dia, waktu yang tepat untuk menurunkan suku bunga adalah pada bulan Desember. "Jadi bukan di bulan November, di mana secara bersamaan Bank Sentral Global seperti The Fed, ECB dan BoE akan bersama-sama menurunkan suku bunga, bisa saja suku bunga negatif bagi BoE dan gelontoran stimulus tak terbatas," ujarnya.
Selain itu, kata dia, kabar mundurnya vaksinasi Covid-19 di dalam negeri yang mulanya direncanakan pada awal Desember 2020 menjadi akhir kuartal pertama 2021 juga dinilai membuat pasar kecewa. Mundurnya rencana vaksinasi disebabkan belum tersedianya vaksin di Tanah Air.