TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinasi Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan kawasan lumbung pangan nasional alias food estate akan menjadi contoh bagi penerapan korporasi pertanian dari hulu ke hilir. "Dari budidaya pasca panen hingga masuk ke industri pertanian," ujar dia dalam webinar, Kamis, 19 November 2020.
Ia berharap program tersebut bisa mewujudkan kawasan hortikultura dan pertanian terpadu yang berdaya saing ramah, lingkungan, dan modern. Sehingga, para petani bisa mendapatkan penghasilan dalam jumlah besar.
Dalam pengembangan Kawasan Food Estate, Luhut berujar petani dan pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Karena itu, diperlukan keterlibatan korporasi, baik BUMN maupun swasta, melalui pola penerapan pola public private partnership. Kemudian, pemerintah sedang mendorong transformasi digital melalui gerakan penjualan secara daring bagi pelaku UMKM, termasuk bagi petani, peternak, dan nelayan.
"Gerakan ini bukan hanya untuk menggeliatkan kembalinya perekonomian di tengah pandemi Covid-19, melainkan juga akan berdampak bagi peningkatan kesejahteraan petani, peternak, dan nelayan. Karena memangkas rantai pasok industri, distribusi dari produsen kepada konsumen," ujar Luhut.
Saat ini, pemerintah sedang menyiapkan lumbung pangan nasional atau food estate sebagai program strategis nasional 2020-2024. Kawasan food estate itu akan dibangun di dua provinsi untuk tahap awal, yaitu di Sumatera Utara dan Kalimantan Tengah.
Kawasan food estate di Provinsi Sumatera Utara, kata Luhut, bakal difokuskan untuk menanam sejumlah komoditas, antara lain induk kentang, bawang merah, bawang putih, wortel dan juga beberapa tanaman lainnya. Sementara itu, lahan di Kalimantan Tengah, akan dikhususkan untuk padi dan singkong, serta komoditas lain.