TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir mengatakan kementeriannya telah membuat klaster BUMN pangan untuk membuat perusahaan pelat merah lebih efisien, terkendali, dan berdampak.
Klaster BUMN pangan tersebut juga dibentuk untuk mengembangkan industri pangan nasional, baik untuk memenuhi kebutuhan domestik, menekan impor, serta menggenjot ekspor. "Kita tidak anti impor, tetapi ya kalau bisa kita tekan lah," ujar Erick dalam sebuah webinar, Kamis, 19 November 2020.
Menurut dia, pandemi Covid-19 mengajarkan bahwa negara-negara yang berkelanjutan adalah negara yang memiliki pasar besar dan sumber daya alam. Namun, Indonesia saat ini memiliki kekurangan, yaitu logistik, teknologi, dan lainnya.
Karena itu, dia berujar Presiden Joko Widodo selalu menekankan bahwa investasi pemerintah tetap berjalan. "Ke depan peningkatan ekspor juga dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan petani, peternak, dan nelayan."
Erick menuturkan value chain cluster pangan yang tadinya banyak perusahaan, saat ini telah dikonsolidasi menjadi satu perusahaan yang berfokus kepada bisnis inti, sehingga tidak saling berbalapan satu dengan lainnya.
Dengan klaster ini, pemerintah juga melakukan pemetaan sektor input, produksi, offtake, pemrosesan utama, penyimpanan, perdagangan, distribusi, serta pemasaran retail untuk disinambungkan. Perusahaan pangan pelat merah juga akan berfokus kepada sejumlah komoditas, antara lain beras, jagung, gula, ayam, sapi, kambing, ikan, cabai, bawang merah, dan garam.