INFO BISNIS – Bank Indonesia melalui QRIS telah meraih penghargaan untuk kategori inovasi sistem pembayaran (Payment Innovation) tahun 2020 dari Central Banking Publications dr 1st Annual Fintech & Regtech Awards pada akhir September lalu.
Bank Indonesia menerima penghargaan karena implementasi QRIS dinilai sebagai inisiatif inovasi yang memberikan dampak positif terhadap efisiensi dan peningkatkan inklusi keuangan.
Baca Juga:
Hingga akhir Oktober 2020, tercatat sebanyak 5,1 juta merchant yang telah menggunakan QRIS di seluruh Indonesia. Sebanyak 84,93 persen atau sekitar 4,4 juta merchant merupakan kategori usaha mikro dan usaha kecil.
QRIS juga mendukung inklusi ekonomi dan turut berkontribusi terhadap Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di masa pandemi. QRIS dapat membantu UMKM melakukan pencatatan riwayat transaksi yang bermanfaat dalam penyusunan profil kredit oleh lembaga keuangan sehingga meningkatkan peluang UMKM untuk memperoleh akses pembiayaan.
Implementasi QRIS di berbagai sektor untuk transaksi pembayaran bermanfaat tidak hanya untuk transaksi perdagangan ritel di pasar tradisional maupun modern dan universitas, namun QRIS juga digunakan untuk e-ticketing pariwisata, parkir, e-retribusi Pemda, donasi sosial dan keagamaan.
Untuk meningkatkan akseptasi penggunaan QRIS oleh merchant di masa pandemi, BI menetapkan MDR QRIS sebesar 0 persen untuk merchant usaha mikro hingga 31 Desember 2020. Ini artinya merchant usaha mikro tidak dikenakan biaya atas transaksi pembayaran dengan menggunakan kartu.
Dengan implementasi QRIS oleh 5,1 juta merchant telah memberikan dampak positif pada efisiensi sistem pembayaran nasional. QRIS dapat mencegah fragmentasi industri sehingga dapat mengefisienkan penyedia barang dan jasa (merchant) dan konsumen. Dengan QRIS, merchant dan konsumen tidak perlu memiliki bermacam-macam QR Code dari berbagai penyedia jasa yang berbeda.
BI mengapresiasi berbagai pihak yang turut mendukung implementasi QRIS yakni Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) dan industri sistem pembayaran di Indonesia serta merchant dan masyarakat luas.
Ke depan, Bank Indonesia akan melakukan tiga tahap pengembangan QRIS untuk memudahkan masyarakat melakukan transaksi pembayaran. Tahap pertama transaksi domestik menggunakan QRIS, 17 Agustus-31 Desember 2019. Per 1 Januari 2020 semua merchant diwajibkan menggunakan QR dengan standar QRIS. Tahap 2 transaksi lintas batas masuk (cross border inbound) QRIS yang menyasar wisatawan mancanegara dan TKI, khususnya dari negara ASEAN, Tiongkok, India, Hongkong, Korea Selatan dan Jepang. Tahap 3 transaksi lintas batas keluar (cross border outbound) dengan menggunakan standar QR yang berlaku di negara tujuan. Transaksi ini menyasar jemaah haji dan wisatawan Indonesia yang melancong ke negara ASEAN.
Saat ini Bank Indonesia terus berkoordinasi dengan otoritas di beberapa negara untuk menjajaki pengembangan QRIS di luar negeri. Berbagai hal yang didiskusikan terkait persiapan infrastruktur, model bisnis, proses setelmen, dan perlindungan konsumen.
Untuk mendukung transaksi masyarakat di masa pandemi Covid-19, BI juga mengembangkan QRIS Tanpa Tatap Muka (QRIS TTM) untuk pembelanjaan online tanpa perlu bertatap muka dengan penjual. Selain itu, Bank Indonesia bersama ASPI juga melakukan uji coba Sandbox 2.0 QRIS Customer Presented Mode (Pedagang Pindai). Kode QRIS akan di-generate oleh customer dan dipindai oleh merchant menengah dan besar seperti di chain store ritel, makanan dan minuman.
Langkah BI ke depan untuk terus mendorong perluasan QRIS yakni bekerjasama dengan Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) untuk mengedukasi serta mengajak masyarakat dan pelaku bisnis menggunakan QRIS, melalui media massa maupun media sosial. Penguatan dari sisi infrastruktur, jumlah merchant,onboarding di komunitas kepada user maupun merchant, serta kenyamanan dan keamanan transaksi juga terus ditingkatkan.(*)
