TEMPO.CO, Jakarta - Zuhairi Misrawi resmi ditunjuk Menteri BUMN Erick Thohir menjadi komisaris independen PT Yodya Karya (Persero). Zuhairi adalah anggota tim kampanye Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam dua kali Pemilu Presiden (Pilpres), pada 2014 dan 2019.
"Ini bagian untuk melayani dan memberikan pengabdian untuk negara," kata Zuhairi saat dihubungi soal penunjukannya sebagai komisaris BUMN di Jakarta, Selasa, 17 November 2020.
Zuhairi lahir di Sumenep di Pulau Madura, Jawa Timur, 5 Februari 1977. Ia menempuh pendidikan Sarjana Departemen Akidah Filsafat, Fakultas Ushuluddin Universitas Al-Azhar, Mesir, pada 1999. Lalu, dia kuliah pascasarjana Pemikiran Politik Islam UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
1. Intelektual muda Nahdlatul Ulama (NU)
Dalam organisasi keislaman, Zuhairi dikenal sebagai intelektual muda Nahdlatul Ulama (NU). Pada September 2012, Tempo mencatat Zuhairi pernah bersuara dalam kasus konflik Syiah di Sampang, Madura.
Saat itu, dia mendesak Pengurus Besar NU menginisiasi proses rekonsiliasi mayoritas muslim dengan komunitas Syiah di Sampang. "Jangan malah mendukung opsi pemerintah yang mengusulkan relokasi komunitas minoritas ini," kata Direktur Moeslim Moderate Society tersebut, Rabu, 12 September 2012.
Pada 2018, Zuhairi juga sempat memberikan pandangan mengenai penyerangan di Gereja St Lidwina Bedog Trihanggo, Sleman, Yogyakarta. Ia menyebut penyerangan ini berpotensi bermuatan politik. Sehingga, Ia mendesak pemerintah untuk mengungkap tokoh utama penyerangan.