TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengundang investor asal Australia masuk dan menanamkan modal di Indonesia khususnya di sejumlah sektor prioritas yakni kesehatan, energi baru terbarukan, hingga pertambangan.
"Saya punya keyakinan kalau teman-teman investor dari Australia masuk, maka kita memberikan privilege (hak istimewa) khusus baik untuk tambangnya, insentif fiskalnya kita akan kasih, maupun insentif lainnya," kata Bahlil dalam dialog virtual mengenai dampak UU Cipta Kerja dan IA-CEPA terhadap investasi di Jakarta, Senin, 16 November 2020.
Bahlil menuturkan melalui UU Cipta Kerja, pemerintah menyatukan semua komponen dan aturan yang diklaim akan membantu investor menanamkan modal. Perizinan elektronik melalui Online Single Submission (OSS) yang ditangani langsung BKPM disebut akan membuat perizinan menjadi lebih mudah dan jelas.
Begitu pula dengan kewenangan pemberian insentif yang kini juga sudah ditangani langsung oleh BKPM, bukan lagi oleh Kementerian Keuangan seperti sebelumnya.
Bahlil menjelaskan pemerintah mendorong sektor prioritas seperti kesehatan, energi baru terbarukan dan pertambangan, khususnya hilirisasi minerba, agar bisa lebih banyak terbangun di dalam negeri. Oleh karena itu, investasi di sektor tersebut terus dikejar.
"Sebanyak 90 persen industri kesehatan kita masih impor, ini pasar yang bagus sekali," kata Bahlil.