TEMPO.CO, Jakarta – Wacana pembentukan gabungan usaha alias holding badan usaha milik negara (BUMN) di sektor pangan kembali bergaung. Sekretaris Perusahaan Umum Perikanan Indonesia (Perindo), Boyke Andreas, membenarkan entitasnya menjadi salah satu calon anggota yang sedang bersiap melebur ke dalam holding tersebut.
“Kalau sesuai arahan Kementerian BUMN, memang diupayakan terbentuk akhir tahun ini,” ujarnya kepada Tempo, Ahad 15 November 2020.
Dalam diskusi grup (FGD) Konsolidasi BUMN Pangan yang diadakan di Jakarta pada Kamis lalu, PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI direncanakan sebagai induk holding tersebut. Selain Perum Perindo, holding akan dianggotai PT Berdikari (Persero), PT Sang Hyang Seri (Persero), PT Pertani (Persero), PT Garam (Persero), PT Perikanan Nusantara (Persero) atau Perinus, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), serta PT Bhanda Ghara Reksa (Persero).
Dari pembahasan terakhir, menurut Boyke, peleburan ditargetkan untuk menjaga stabilitas harga dan stok berbagai komoditas penting, seperti beras, daging, dan ikan.
Tanpa membeberkan urutan pembentukan holding secara lengkap, dia mengatakan terdapat tahap merger entitas, salah satunya antara Perindo dan Perinus. Hasilnya, Perindo menjadi entitas survivor atau yang menerima penggabungan, kemudian diproses menjadi anak usaha Rajawali Nusantara.
“Kami mewakili klaster perikanan,” tuturnya. “Menyuplai ikan segar maupun olahan.”
Dalam diskusi daring beberapa waktu lalu, Direktur Pengembangan dan Pengendalian Usaha RNI, Febriyanto, sudah membenarkan penunjukannya perusahaannya sebagai poros holding. Saat ini RNI tercatat memiliki 11 anak usaha yang membidangi agroindustri, alat kesehatan, serta perdagangan yang didukung 48 cabang distribusi di seluruh Indonesia.