Hingga akhir tahun, BTN akan terus melakukan penjualan aset-aset bermasalah yang tahun ini nilainya mencapai Rp 11,6 triliun. Dari jumlah tersebut, aset yang telah siap untuk dijual sekitar Rp 7 triliun dan ditargetkan dapat terjual sekitar Rp 2 triliun.
Novie mengatakan dengan strategi pemulihan aset yang baik, pada kuartal tiga tahun ini perseroan berhasil menurunkan rasio NPL net di level 2,26 persen, dari posisi tahun lalu sebesar 2,33 persen. “Kami tahun ini benar-benar ingin menjual aset bermasalah, sejingga bisa menekan NPL,” ucapnya.
Upaya pemulihan rasio NPL turut dilakukan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, dengan melakukan strategi hapus buku kredit atau write off. Hingga September 2020, perseroan mencatkan kredit hapus buku sebesar Rp 7,88 triliun atau meningkat 6,5 persen dibandingkan periode yang sama di 2019.
Adapun, kredit hapus buku yang bisa dipulihkan menjadi pendapatan hanya sebesar Rp 2,47 triliun atau 31,3 persen dari jumlah hapus buku. Bank Mandiri mencatatkan kenaikan NPL hingga 80 basis poin pada kuartal tiga 2020, dengan mencapai Rp 26,1 triliun atau 3,47 persen dari total portofolio kredit yang dimiliki.
Direktur Manajemen Risiko Bank Mandirim Ahmad Siddik Badruddin menuturkan di masa pandemi, perseroan juga tetap berupaya untuk melakukan penagihan secara maksimal kepada akun-akun hapus buku.