Sementara itu dari dalam negeri, perbaikan ekonomi di kuartal III terlihat dari semua komponen produk domestik bruto (PDB) yang mengalami penguatan. Kondisi ini didorong oleh percepatan realisasi anggaran sehingga konsumsi pemerintah bisa mendorong pertumbuhan ekonomi secara berkesinambungan. “Demikian juga dilihat dari beberapa indikator survei penjualan eceran dan ekspor non-migas itu pun mengalami perbaikan,” tutur Perry.
Perry mengemukakan, terdapat beberapa daerah yang sudah mengalami pertumbuhan positif. Misalnya Sulawesi Tengah dan Maluku Tenggara. Pertumbuhan ekonomi dua daerah ini ditopang oleh ekspor komoditas.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan 12 dari 17 sektor industri pada kuartal III mengalami turning point atau penguatan dari pertumbuhan sebelumnya. Dia mencontohkan industri pengolahan yang mengalami pertumbuhan -4,3 persen atau lebih tipis dari kondisi kuartal II yang mencapai -6,2 persen.
Sejumlah sektor pun bergerak ke level pertumbuhan ekonomi positif. Misalnya jasa kesehatan yang melesat ke 15,3 persen. Meski demikian, ada sektor-sektor yang masih mengalami kontraksi. “Ada dua sektor yang melemah dibandingkan kuartal II, yaitu pertambangan dan jasa keuangan,” ujar Sri Mulyani.
Baca: Australia Pinjamkan Rp 15,4 T, Sri Mulyani: Kita Tak Bisa Sembuh Sendiri