Pemanfaatan teknologi juga dilakukan guna meningkatkan layanan bagi pelanggan di tengah situasi pandemi ini terutama dalam merespon kebutuhan pelanggan untuk tes Covid-19 mulai dari rapid test, tes serologi antibodi EIA, sampai PCR Covid-19.
“Kami berkomitmen untuk mempertahankan kinerja perseroan mulai dari kualitas layanan khususnya di masa pandemi ini, kinerja operasional dengan standar kualitas Prodia, dan kinerja keuangan, sehingga dapat terus memberikan imbal hasil dan nilai tambah bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan perseroan,” sambungnya.
Dari segi segmen pelanggan, segmen pelanggan individu dan rujukan dokter menyumbang sekitar 62,7 persen kepada pendapatan perseroan. Sedangkan, segmen referensi pihak ketiga dan klien korporasi menopang sekitar 37,3 persen terhadap pendapatan perseroan.
Hingga akhir September 2020, perseroan telah melakukan lebih dari 533.000 pemeriksaan terkait COVID-19 yang terdiri atas tes serologi antibodi berbasis rapid test, tes serologi berbasis instrumen laboratorium (serologi EIA), dan tes PCR COVID-19.
“Sejak dimulainya pemeriksaan COVID-19 sampai dengan tanggal 30 September 2020, kami telah menerima permintaan pemeriksaan terkait COVID-19 sekitar 464.000 tes serologi antibodi (rapid test dan tes serologi EIA), dan 69.000 tes PCR COVID-19,” tambah Dewi.
Perseroan mulai melakukan pemeriksaan SARS-CoV-2 RNA (PCR COVID-19) sejak awal Mei 2020 dan bergabung menjadi bagian dari jejaring Laboratorium Resmi Rujukan Nasional Pemeriksaan RT-PCR COVID-19 di Indonesia pada bulan yang sama.
Pada kuartal ketiga 2020, total aset perseroan sebesar Rp2,07 triliun, yang terdiri dari aset lancar Rp1,19 triliun dan aset tidak lancar menjadi Rp880,43 miliar. Sedangkan, total liabilitas menjadi Rp401,62 miliar, yang terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp157,84 miliar dan liabilitas jangka panjang Rp 243,79 miliar.
Total ekuitas perseroan mengalami sedikit kenaikan menjadi Rp1,67 triliun. Dari sisi arus kas, perseroan berhasil mempertahankan arus kas bersih dari aktivitas operasi per 30 September 2020 dalam posisi surplus menjadi sebesar Rp269,99 miliar.
Baca: Laba Bersih Kimia Farma Turun 11,09 Persen pada Kuartal III 2020