TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan Indonesia memiliki potensi ekonomi digital yang sangat luar biasa. Menurut dia, ini mengacu pada riset Google, Temasek, dan Bain & Company yang menaksir potensinya mencapai US$ 133 miliar pada 2025, dari US$ 40 miliar pada 2019.
"Tapi potensi ini tidak akan bisa menjadi sesuatu yang konkret apabila kami tidak membangun berbagai necessary condition," kata Sri Mulyani dalam acara Indonesia Fintech Summit secara virtual pada Rabu, 11 November 2020.
Riset ini sudah dirilis Google tahun lalu dengan judul e-Conomy SEA 2019. Managing Director Google Indonesia Randy Jusuf mengatakan luasnya wilayah dan jumlah penduduk yang masif di Indonesia menjadi potensi unik yang tidak bisa didapatkan negara lain.
Melansir riset tersebut, ada empat subkategori ekonomi digital, dan prediksi pertumbuhannya dari 2019 ke 2025. Rinciannya yaitu:
1. E-commerce tumbuh dari posisi US$ 12,2 miliar menjadi US$ 21 miliar pada 2025
2. Ride hailling tumbuh dari US# 2,3 miliar menjadi US$ 6 miliar
3. Online media naik dari US$ 2,7 miliar menjadi US$ 4 miliar.
4. Online travel dari US$ 8,6 miliar tahun lalu menjadi US$ 10 miliar.
Sri Mulyani menambahkan bahwa World Economic Forum (WEF) juga telah mengatakan bahwa potensi ekonomi digital ini bisa diperoleh Indonesia dengan menyelesaikan empat isu: infrastruktur, sumber daya manusia, institusi, dan regulasi.
Untuk itulah, anggaran infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi (TIK) akan digenjot tahun depan. Pada 2021, Sri Mulyani sudah menyediakan anggaran Rp 413 triliun untuk infrastruktur dan Rp 30 triliun untuk TIK.