TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI mencatat laba konsolidasi Rp 14,15 triliun pada kuartal III 2020. Nilai itu turun dibandingkan dengan laba pada tahun lalu yang sebesar Rp 24,8 triliun.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan penurunan laba yang disebabkan strategi BRI dalam peningkatan pencadangan. "Kalau dipilih perbesar laba atau keselamatan, saya sebagai pemimpin bank besar memilih untuk keselamatan dengan bantalan cadangan," kata Sunarso dalam konferensi pers virtual, Rabu 11 November 2020.
Kendati begitu, Sunarso mengatakan aset perseroan masih tumbuh hingga 10,89 persen. Hingga kuartal III 2020 aset mencapai Rp 1.447,85 triliun.
Dia juga menuturkan pendapatan bunga bersih BRI turun menjadi Rp 56,05 triliun pada kuartal III 2020. Jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu, nilai itu turun 7,47 persen. Di mana pada 2029 pendapatan bunga bersih BRI Rp 60,58 triliun.
Sedangkan Dana Pihak Ketiga arau DPK BRI tercatat Rp 1.131,93 triliun, atau naik 18,0 persen year on year dari Rp 959,24 triliun. Sedangkan untuk rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) BRI, kata dia, saat ini masih aman atau berada pada level 20,38 persen.
Pada 1 November lalu Direktur Digital, Teknologi Informasi dan Operasi BRI Indra Utoyo mengatakan mengalokasikan belanja modal atau capex hingga empat persen dari total pendapatan perusahaan guna mengakselerasi transformasi digital. Salah satunya untuk membangun kapabilitas financial technology (fintech).
HENDARTYO HANGGI
Baca juga: BRI Alokasikan 4 Persen Belanja Modal untuk Akselerasi Transformasi Digital