TEMPO.CO, Jakarta - Menanggapi terpilihnya Joe Biden sebagai Presiden Amerika Serikat, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan kebijakan sektor manufaktur nasional tidak tergantung dari siapa pemimpin negara lain. Menurutnya, pelaku industri nasional harus siap menghadapi persaingan global yang semakin keras dan tajam.
"Indonesia harus siap menghadapi persaingan ekonomi global yang semakin keras dan tajam, dengan secara maksimal menggunakan tools dan instrumen yang tersedia. Kita harus percaya bahwa Indonesia adalah negara yang penting di mata Amerika Serikat, dan Amerika Serikat memiliki kepentingan menjaga hubungan baik dengan Indonesia, siapapun itu Presiden Amerika Serikat," katanya kepada Bisnis, Senin, 9 November 2020.
Agus menyampaikan pihaknya telah menyiapkan beberapa instrumen untuk menarik investasi ke dalam negeri, termasuk dari Amerika Serikat. Agus menilai salah satu instrumen tersebut adalah Undang-undang atau UU Cipta Kerja.
Agus berujar aturan turunan dalam UU tersebut akan memastikan bahwa Ease Of Doing Business (EoDB) di Indonesia akan jauh lebih baik. Selain itu, insentif terkait penelitian dan pengembangan sumber daya manusia telah diterbitkan melalui Super Deductible Tax.
Agus menyampaikan saat ini pihaknya akan fokus dalam hilirisasi sektor pertanian, pertambangan, dan petrokimia. Oleh karena itu, "Tentu untuk menciptakan nilai tambah."
Sebelumnya, Agus menyatakan salah satu strategi yang diterapkan dalam peta jalan substitusi impor tersebut adalah pengurangan nilai impor pada 10 sektor industri. Adapun, 10 sektor industri tersebut berkontribusi hingga 88 persen dari total nilai impor pada 2019.