TEMPO.CO, Jakarta - Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi memprediksi harga emas akan terjun bebas di bawah harga US$ 1.830 per troy ounce atau Rp 914.340 per gram dengan asumsi kurs di kisaran Rp 14.000 per dolar AS. Amblasnya harga emas terpengaruh oleh munculnya kabar baru tentang vaksin Covid-19 dan kebijakan pembatasan atau lockdown yang terjadi di sejumlah negara di Eropa dan Amerika Serikat.
“Dalam pemerintahan Joe Biden, Amerika bekerja sama dengan Cina untuk penelitian Covid-19 di Wuhan dan melakukan lockdown kota-kota. Eropa juga melakukan lockdown,” tutur Ibrahim dalam pesan pendek pada Senin petang, 9 November 2020.
Sementara itu, kondisi pasar masih dihadapkan dengan ketidakpastian karena stimulus lanjutan untuk Covid-19 di Amerika belum juga menemui titik terang. Kebijakan tentang stimulus diperkirakan baru keluar setelah kongres pasca-pemilihan presiden berlangsung.
Harga emas diproyeksikan tidak bakal kembali menyentuh level di atas US$ 2.000 per troy ounce atau di atas Rp 1 juta dalam beberapa waktu ke depan. “Kesempatannya sangat tipis,” ujar Ibrahim.
Meski harga emas bakal mendekati Rp 900 ribu, Ibrahim menyarankan masyarakat tak buru-buru melakukan aksi beli. Ia meminta pembelian dilakukan sampai emas bercokol di titik terendah.
Harga emas Antam pada perdagangan Senin, 9 November, bergerak di level Rp 1.006.000. Harga emas naik Rp 2.000 dari perdagangan sebelumnya. Namun pada pembukaan perdagangan waktu AS hari ini atau Senin petang waktu Indonesia, emas tiba-tiba amblas ke US$ 1.900,78 per troy ounce.
Baca: Indikasi Kemenangan Joe Biden Makin Kuat, Harga Emas Melejit ke Level Tertinggi