TEMPO.CO, Jakarta – Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra menanggapi ihwal rencana pembentukan holding BUMN pariwisata dan penerbangan yang diinisiasi Menteri BUMN Erick Thohir. Irfan mengatakan perseroannya masih membutuhkan proses penyesuaian sebelum holding terlaksana.
“Banyak pekerjaan rumah. Saat ini (rencana holding) sedang di-set up dengan tim,” ujar Irfan saat dihubungi pada Ahad, 8 November 2020.
Dia yakin holding BUMN akan meningkatkan sinergi antar-perusahaan. Holding, kata dia, juga akan mengakselerasi pertumbuhan emiten berkode sandi GIAA tersebut pada masa mendatang.
Meski demikian, Irfan belum ingin menggamblangkan rencana bisnis perusahaan setelah holding pariwisata dan penerbangan terbentuk. “Tunggu tanggal mainnya,” kata dia.
Holding pariwisata dan penerbangan akan melibatkan enam perusahaan pelat merah dan anak-anak usahanya. Keenamnya adalah PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero) PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Inna Hotels & Resorts, PT Sarinah (Persero), Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), serta Taman Wisata Candi (TWC). Adapun PT Survai Udara Penas ditunjuk sebagai induk holding.
Rencana holding pariwisata terangkum dalam dokumen paparan dan diskusi karyawan yang disosialisasikan sejak Oktober 2020. Berdasarkan paparan tersebut, rencana holding akan dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama adalah inberg atau setoran modal dari enam perusahaan yang akan dilakukan pada kuartal IV 2020.