Sementara itu, ujar dia, rasio Kredit Pemilikan Rumah (KPR) terhadap PDB hanya sebesar 3 persen atau terendah di Asia Tenggara, sehingga dibutuhkan perluasan akses pembiayaan perumahan.
"Selain itu, dari sisi permintaan, rumah segmen menengah ke atas terus menggeliat didorong jumlah masyarakat kelas menengah yang terus meningkat sebagai bonus demografi," jelas Pahala.
Selain dengan perusahaan properti Jepang, Bank BTN juga akan menjajaki kerjasama pendanaan jangka panjang untuk pembiayaan properti dengan Japan Bank for International Cooperation atau JBIC.
Ia mengutarakan harapannya agar kerja sama dengan JBIC dapat dapat mendorong ekspansi pembiayaan properti Bank BTN, sehingga sinergi ini sekaligus dapat membantu pemerintah dalam mengatasi backlog perumahan.
"Kami masih membahas apakah pinjaman JBIC untuk pinjaman konstruksi bagi proyek properti sejumlah pengembang Jepang yang akan bekerjasama dengan BUMN Properti di Indonesia, atau akan disalurkan dalam bentuk KPR atau KPA yang akan dikucurkan Bank BTN untuk konsumen yang membeli proyek properti hasil kolaborasi BUMN Properti Indonesia dengan developer Jepang," kata Pahala.
Baca: BTN Tawarkan Program KPR Holiday, Libur Bayar Angsuran 6 Bulan Pertama
Untuk pinjaman konstruksi properti, dana pinjaman tersebut diharapkan dapat mengalir ke proyek perumahan yang menyasar segmen menengah ke atas atau proyek properti Transit Oriented Development atau TOD yang dibangun oleh BUMN properti seperti PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT PP Properti dan Perumnas bersama dengan PT Kereta Api Indonesia.