TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak jeblok dan menetap di bawah US$ 40 per barel pada akhir perdagangan Jumat kemarin atau Sabtu pagi, 7 November 2020. Anjloknya harga emas hitam ini seiring dengan penghitungan suara yang berlarut-larut dalam pemilihan presiden di Amerika Serikat (Pilpres AS) membuat pasar gelisah.
Selain itu peningkatan kasus virus Corona global memicu kekhawatiran tentang permintaan minyak dunia yang lesu.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Januari terpangkas US$ 1,48 atau 3,62 persen, menjadi menetap pada US$ 39,45 per barel. Minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember merosot US$ 1,65 atau 4,25 persen, menjadi US$ 37,14 per barel.
Tapi untuk minggu ini, kedua kontrak melonjak dengan Brent terangkat 5,8 persen, dan minyak mentah AS menguat 4,3 persen.
Seperti diketahui, dalam Pilpres AS, kandidat presiden dari Partai Demokrat Joe Biden memimpin atas Presiden Donald Trump di Georgia dan Pennsylvania. Biden semakin dekat untuk memenangkan Gedung Putih ketika beberapa negara bagian terus menghitung suara.
Tiga hari setelah pemungutan suara ditutup, Biden memiliki keunggulan 253 hingga 214 dalam pemungutan suara Electoral College negara bagian demi negara bagian yang menentukan pemenang, menurut Edison Research. Pemenangan 20 suara elektoral Pennsylvania akan menempatkan mantan wakil presiden itu melebihi 270 yang dia butuhkan untuk menang.