TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengatakan pertumbuhan ekonomi RI pada akhir tahun tidak akan tumbuh positif. Kondisi ini terpicu oleh kontraksi pada triwulan ketiga yang mencapai -3,49 persen dan menyebabkan Indonesia secara resmi masuk jurang resesi.
“Karena dua kuartal sudah tumbuh negatif, jadi memang enggak akan bisa positif di akhir tahun,” ujar Tauhid saat dihubungi pada Kamis, 5 November 2020.
Tauhid mengungkapkan resesi pada kuartal III akan memberikan dampak pada kuartal selanjutnya. Ia meramalkan, pada kuartal IV nanti, Indonesia masih akan mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi di level -2,02 hingga -2,03 persen.
Sehingga secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi sepanjang 2020 akan tersungkur di lebih dari -1,8 persen. Prediksi ini lebih buruk dari proyeksi pemerintah yang mematok pertumbuhan ekonomi pada akhir tahun sebesar -1,7 hingga -0,6 persen.
Untuk mengantisipasi dampak resesi yang lebih dalam bagi perekonomian, Tauhid meminta pemerintah segera mengoptimalisasi belanja negara. Komponen belanja pemerintah terdiri atas tiga alokasi, yakni dana pemulihan ekonomi nasional, belanja pemerintah pusat, serta belanja pemerintah daerah.