TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank pada hari ini ditutup menguat, ditopang positifnya data ekonomi domestik.
Rupiah ditutup menguat 55 poin atau 0,38 persen ke posisi Rp14.585 per dolar AS dibandingkan posisi penutupan hari sebelumnya Rp14.640 per dolar AS.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menuturkan terjadinya inflasi di Indonesia pada Oktober 2020 setelah mengalami deflasi selama tiga bulan beruntun, menjadi sentimen positif.
"Dengan informasi yang positif tersebut, membuat pelaku pasar kembali optimis terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Walaupun kuartal ketiga terjadi kontraksi dan Indonesia masuk fase resesi, namun modal asing kembali masuk ke pasar finansial," ujar Ibrahim, Selasa 3 November 2020.
Data positif dari domestik lainnya yaitu Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia yang membaik menjadi 47,8 pada Oktober, dari sebelumnya 47,2. Meski masih mengalami kontraksi, tetapi sektor manufaktur Indonesia kembali menunjukkan kemajuan.
Dari eksternal, sentimen bagi nilai tukar yaitu terkait Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat. Investor melihat banyak ketidakpastian akan hasil pilpres. Pesaing dari Partai Demokrat Joe Biden tampaknya paling mungkin memenangkan kursi kepresidenan, namun persaingan di negara bagian akan menentukan.