TEMPO.CO, Jakarta - Emiten pertambangan batu bara, PT Adaro Energy Tbk., membukukan penurunan kinerja pada kuartal III 2020 seiring dengan penurunan harga batu bara.
“Kondisi pasar batu bara yang sulit akibat ekonomi global yang masih belum kondusif karena pandemi yang berkepanjangan terus menekan profitabilitas perusahaan,” ujar Presiden Direktur sekaligus Chief Executive Officer Adaro Energy Garibaldi Thohir seperti dikutip dari keterangan resminya, Selasa, 3 November 2020.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, emiten berkode saham ADRO itu membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar US$ 109,37 juta pada kuartal III 2020. Nilai itu turun 73,05 persen secara year on year (yoy) dari sebelumnya sebesar US$ 405,99 juta.
Sejalan dengan itu, pendapatan usaha Adaro juga turun 26 persen yoy menjadi US$ 1,95 miliar dari US$ 2,65 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Pendapatan usaha dari segmen pertambangan dan perdagangan batu bara turun 25 persen yoy menjadi US$ 1,82 miliar, segmen jasa pertambangan turun hingga 42 persen yoy menjadi US$ 94 juta, dan segmen lainnya turun 32 persen menjadi US$ 36 juta.
Garibaldi mengatakan bahwa penurunan permintaan akibat perlambatan pertumbuhan ekonomi dan minat beli yang lemah di negara pengimpor utama telah berdampak terhadap harga batu bara global.