TEMPO.CO, Jakarta – Para penyedia jasa ibadah umrah berancang-ancang menormalkan layanan secara bertahap sejak dibukanya izin kunjungan jemaah asing oleh Pemerintah Arab Saudi. Ketua Umum Serikat Penyelenggara Umrah dan Haji (SAPUHI), Syam Resfiadi, mengatakan para pimpinan biro umrah sedang merencanakan skema layanan yang sesuai dengan syarat perjalanan di masa pandemi.
“Karena belum semua bisa berangkat, harus atur strategi dulu, baru menggencarkan penjualan lagi,” ucapnya kepada Tempo, Senin 2 November 2020..
Indonesia terdaftar sebagai negara yang jemaahnya boleh berkunjung ke Arab Saudi. Izin ziarah ke negara tersebut sempat dibekukan selama delapan bulan terakhir untuk mengantisipasi penyebaran global Covid-19. Seluruh akses ditutup, baik untuk tujuan ibadah maupun wisata, baik di Mekkah, maupun di area Masjid Nabawi, Madinah. Batasan itu akhirnya melonggar karena tingginya permintaan umrah dari masyarakat dunia.
Dengan pengawasan protokol kesehatan yang ketat, Saudi mulai membuka izin umrah untuk penduduknya sendiri sejak bulan lalu. Adapun pintu untuk peziarah asing dibuka bulan ini, namun jemaah hanya diperbolehkan berada di negara kiblat itu selama 10 hari.
Dari kuota 10 ribu kunjungan umrah yang dibuka setiap hari, kata Syam, ada 700-800 slot untuk jemaah Indonesia. “Jadi layanannya diatur agar tak berebut,” ujarnya.