TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Senior Faisal Basri menilai solusi terbaik untuk mengurangi pengangguran dan membuka tenaga kerja baru adalah dengan industrialisasi di pedesaan dengan menggunakan teknologi tepat guna, serta pembangunan pertanian berbasis komunitas.
"Insya allah kita lebih aman, lebih bisa menapaki tantangan-tantangan ke depan dengan lebih mengikutsertakan seluruh elemen masyarakat. Tidak seperti sekarang terkesan hanya mengutamakan kepentingan-kepentingan pengusaha, utamanya pengusaha besar," kata Faisal Basri dalam siaran virtual melalui Youtube, Kamis, 29 Oktober 2020.
Hal itu, kata dia, untuk merespons pernyataan presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam rapat terbatas yang mengatakan bahwa Undang-undang Cipta Kerja dibutuhkan karena setiap tahun ada 2,9 juta penduduk usia kerja baru atau anak muda yang masuk ke pasar kerja.
Presiden, kata dia, menyebutkan di massa pandemi Indonesia memiliki 6,9 juta pengangguran. Pengangguran yang diakibatkan oleh pandemi ini ada 3,5 juta orang dan 87 persen dari total penduduk pekerja memiliki pendidikan setingkat SMA ke bawah, di mana 39 persen sekolah dasar. Sehingga , menurut Jokowi, perlu mendorong penciptaan lapangan kerja baru, khususnya di sektor padat karya.
Dengan begitu, segala sesuatu yang menghambat usaha padat karya harus dienyahkan, misalnya ketentuan tentang upah, hak-hak normatif buruh dikurangin dalam UU Cipta kerja agar ada semakin fleksibel pasar kerja.