Dalam laporan itu dipaparkan pertumbuhan kredit pada akhir September 2020 mencapai minus 0,4 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu. Realisasi ini merosot dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 0,6 persen YoY.
Meski begitu, Jahja tetap optimistis. Bahkan yang terjadi saat ini, menurut dia, permintaan kredit sudah mulai masuk dalam proses pemulihan. BCA pun yakin bisa menyalurkan kredit lebih baik untuk akhir tahun ini dan tahun depan. "Kami akan berusaha cari kesempatan apakah nasabah butuh kredit, tetapi harus sesuai dengan standar yang dibutuhkan bank," ucap Jahja.
Saat ini, kata Jahja, ketersediaan likuiditas dan modal pun bukan menjadi masalah bagi BCA dalam ekspansi kredit. Perseroan bahkan sudah menekan beban dana, yang perlahan-lahan ditransmisikan ke suku bunga kredit untuk membantu percepatan pemulihan ekonomi.
Lebih jauh, Jahja menjelaskan, debitur-debitur saat ini juga mendapat keringanan yang cukup besar dari sisi restrukturisasi dan penjaminan kredit. "Kami sangat bersyukur atas program relaksasi dari regulator yang membantu perbankan dan nasabah dalam melewati masa yang sulit untuk mencapai pemulihan,” tuturnya.
BISNIS
Baca: Tumbuh 12,3 Persen, Aset BCA Lampaui Seribu Triliun Rupiah