TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyayangkan potensi besar dalam industri halal di Indonesia belum dimanfaatkan dengan baik. Karena itu, kata dia, upaya pengembangan yang integratif dan komprehensif perlu terus dilakukan.
"Ekosistem industrinya perlu dibenahi, regulasinya harus efisien dan SDM harus dipersiapkan dengan baik," kata Jokowi dalam pembukaan Indonesia Sharia Economic Festival atau ISEF secara virtual, Rabu, 28 Oktober 2020.
Menurutnya, ekonomi dan keuangan syariah masih memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan. Karena, kata dia, tidak hanya diminati oleh negara dengan mayoritas penduduk muslim, tapi juga oleh negara-negara lain seperti Jepang, Thailand, hingga Amerika Serikat.
Indonesia dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, kata dia, harus menangkap peluang ini. Akselerasi percepatan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah nasional sebagai bagian dari transformasi menuju Indonesia maju dan upaya menjadikan Indoneisa sebagai pusat rujukan ekonomi syariah global.
Pemerintah juga telah memiliki komite nasional ekonomi dan keuangan syariah untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah.
"Dengan strategi besar melakukan penguatan halal value chain, penguatan ekonomi Islam, mikro kecil menengah dan penguatan ekonomi digital," ujarnya.
Penyelenggaraan ISEF tahun ini, menurutnya, dapat menjadi momentum membuat peta jalan yang jelas dan detail menentukan langkah-langkag konkret yang segera harus dilakukan dalam pengembangan ekonomi dan industri keuangan syariah.
Baca: Bantu Jokowi, Indofood sampai Calbee Wings Tanam Modal untuk Lumbung Pangan
HENDARTYO HANGGI