Pasalnya, untuk menggaet UMKM masuk ke dalam satu sistem marketplace bukan hal yang mudah. "Mereka harus disiapkan agar mandiri dan siap dengan perkembangan teknologi," tuturnya.
Saat ini mayoritas produk UMKM yang dijual di Ladara adalah produk makanan. "Bisa dimengerti karena di masa pandemi, yang paling dibutuhkan produk makanan. Dan kebetulan banyak pelaku UMKM baru yang berani menawarkan produk makanannya di sini," kata Debby.
Berikutnya adalah produk fesyen dan disusul oleh produk campuran. "Satu yang menjadi kelebihan kita, Ladara juga menjual produk-produk atribut organisasi. Ini memudahkan anggota dari luar daerah yang ingin mendapatkan atribut tersebut dengan lebih mudah dan cepat."
Sebelumnya, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengeluarkan surat telegram yang berisi instruksi agar para anggotanya aktif berjualan di toko online Ladara bentukan Dharma Pertiwi TNI.
"Sehubungan dalam rangka HUT ke-75 Ladara akan melaksanakan gebyar 75 tahun TNI dengan bagi-bagi voucher belanja produk UMKM dan promo Ladara emas bagi 10.000 user pertama, memerintahkan kepada alamat tersebut agar memerintahkan satuan jajarannya untuk mengerahkan anggota agar mendaftar dan berinteraksi serta berjualan di toko online tersebut," demikian bunyi kutipan surat telegram yang diteken Aster Panglima TNI, Mayor Jenderal Madsuni, 13 Oktober 2020.
Kapuspen TNI Mayor Jenderal TNI Achmad Riad mengatakan, para personel diminta mendownload aplikasi Toko Online Ladara tersebut sebagai bentuk partisipasi. "Diimbau karena juga menjadi sarana bagi UMKM Prajurit dan keluarga," ujar Riad lewat pesan singkat, Senin, 19 Oktober 2020.
RR ARIYANI | DEWI NURITA
Baca: Teten Masduki: Baru 13 Persen UMKM yang Terhubung Marketplace