TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian
Akumulasi peningkatan curah hujan bulanan di Indonesia akan naik sebesar 20-40 persen pada kondisi ini. Padahal, panen beras dipatok 20 juta ton dari luas tanam pada musim tanam (MT) I kali ini sebesar 8,2 juta hektare (ha).
"Sektor pertanian perlu persiapan khusus untuk mengantisipasi dampak La Nina itu, pertanian harus lebih siap," ujar Syahrul, Senin 26 Oktober 2020.
Setidaknya, ujar Syahrul, ada tujuh strategi yang tengah disiapkan oleh Kementerian Pertanian. Pertama, Syahrul berujar akan memetakan seluruh wilayah rawan banjir dengan memperhatikan pola sebelumnya. Selanjutnya, Kementerian bakal mengaktifkan sistem peringatan dini (early warning system) dan memantau perubahan iklim bersama Badan Meteorologi, dan Geofisika.
Ketiga, Kementan telah membentuk gerakan brigade yang terdiri dari brigade La Nina, seperti satuan tugas Organisme Penganggu Tanaman (OPT) serta Dampak Perubahan Iklim (DPI); brigade alat mesin pertanian (alsintan) dan tanam; serta brigade panen dan serap gabah.
"Ini harus ada di setiap provinsi bahkan kabupaten. Ini perlu jadi agenda rutin dan harus tersedia sehingga tidak ada langkah yang mendadak," katanya.