Tim ini akan menyiapkan skema insentif dan disinsentif agar mempercepat eksekusi erta mendorong keterlibatan sektor swasta. Luhut mengungkapkan, upaya percepatan hilirisasi sumber daya tersebut akan membantu negara menggerakkan ekonomi dalam negeri.
Lebih lanjut, Luhut menjelaskan, perubahan transisi ke low carbon tidak bisa dihindari. Sebab saat ini, permintaan pasar terhadap produk yang mementingkan aspek lingkungan makin tinggi. Dari situ pula Luhut memandang minat dan keinginan investor untuk mengembangkan green product sangat tinggi.
"Saya melihat di market ini, mereka juga pengen supaya lingkungannya bagus, jadi low carbon energy itu mereka lihat,” tuturnya.
Di samping itu, Luhut mengatakan lokasi pengembangan hilirisasi bakal diarahkan ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) untuk mengoptimalkan insentif dan integrasi produk turunan. Luhut selanjutnya meminta sejumlah kampus, seperti UGM dan ITB, melakukan studi tentang pemetaan hilirisasi tersebut.
“Jadi kita mapping hilirisasi mineral di Indonesia dalam pengembangan energi baru, kita lihat dari timah, biji besi, katoda, alumunium, tembaga, bayangkan kita ada semuanya, selama ini kita ekspor-ekspor saja. Saya lapor presiden kalau enggak sekarang, kapan lagi," katanya.
Baca: Epidemiolog Bantah Klaim Luhut Soal RI Bisa Produksi 70 Persen Obat Dalam Negeri
FRANCISCA CHRISTY ROSANA