TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja mengemukakan tingkat hunian di pusat perbelanjaan atau mal diperkirakan hanya akan berkisar di 70 persen sampai 80 persen pada tahun ini. Dia menyebutkan banyak peretail yang tak melanjutkan sewa gerai, tetapi kosongnya gerai tak diikuti dengan penghuni baru.
"Perkiraannya tahun ini ada 20 persen peretail yang tidak bisa bertahan. Kalau okupansi normal biasanya 80 sampai 90 persen,” kata Alphonzus kepada Bisnis, Senin, 26 Oktober 2020.
Pekan lalu, PT Matahari Department Store Tbk mengumumkan telah menutup 7 gerai format besar sepanjang 2020 karena merugi. Gerai-gerai di bawah naungan PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) dan PT Mitra Adi Perkasa (MAPI) pun dilaporkan ditutup seiring berakhirnya masa sewa.
Penyewa atau tenant yang tak melanjutkan sewa sejatinya lumrah ditemui baik dalam situasi normal maupun pandemi. Meski demikian, Alphonzus tak memungkiri jika tahun ini tingkat hunian tidak akan seperti masa sebelumnya.
"Tenant datang dan pergi itu sudah normal. Tapi yang tidak normal kalau sekarang penggantinya tidak ada. Penyewa memilih menunda aktivitasnya karena menyewa ini kan seperti investasi,” ujarnya.
Terlepas dari kinerja yang tidak optimal pada 2020, Alphonzus memperkirakan tingkat okupansi bisa kembali pulih ketika pandemi berhasil diatasi. Guna menghadapi peluang tersebut, dia menyebutkan pengelola mal harus bisa berinovasi dan menyajikan fasilitas yang tidak bisa ditemui konsumen ketika berbelanja secara daring.