Jobstreet mencatat sejumlah jenis pekerjaan utama yang masih aktif dicari oleh perusahaan antara lain customer service, administrasi, dan human resources. “Umumnya jenis pekerjaan yang generic, tapi kami melihat ada pergeseran dari sisi kapabilitas kandidat yang dicari,” ucap Farida.
Kemampuan mengadopsi teknologi dan informasi digital menjadi nilai tambah yang relevan serta perlu dimiliki oleh para pencari kerja di tengah kondisi saat ini.
Peningkatan jumlah pencari kerja juga dikonfimasi oleh Badan Pusat Statistik (BPS) yang dipublikasikan dalam Hasil Survei Sosial Demografi Dampak Covid-19. Survei persepsi itu dilakukan terhadap lebih dari 87.739 responden. “Menurut survey tersebut, saat ini hanya 56,40 persen responden yang masih tetap bekerja, kemudian 22,74 persen tidak bekerja, 18,34 persen bekerja tapi dirumahkan, dan 2,52 persen baru saja di-PHK,” ujar Direktur Stattistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan BPS, Nurma Midayanti.
Lebih lanjut, survey BPS juga mengungkapkan bahwa pandemi telah berdampak pada pendapatan, dimana 41,91 persen responden mengalami penurunan pendapatan. Nurma menambahkan untuk sektor industri yang paling terdampak pandemi meliputi akomodasi, makanan dan minuman, serta transportasi dan pergudangan.
Beberapa perusahaan mengakui bahwa terjadi lonjakan pelamar dalam beberapa waktu terakhir. Talent Acquisition Manager Danone Indonesia, Almer Hafiz mengatakan perusahaan menerima lebih dari 40 ribu lamaran kerja untuk berbagai posisi di tahun ini.
Lamaran paling banyak kata dia diajukan melalui situs pencari kerja, terutama Jobstreet yang juga telah menjadi mitra perusahaan. “Keberadaan situs pencari kerja membantu memudahkan kami untuk mencari kandidat yang qualified, dan ada fitur yang bisa mem-filter para pekerja yang siap segera bekerja di masa pandemi sehingga lebih efisien dari sisi waktu,” katanya.
Baca: Ramai PHK Saat Pandemi, Jobstreet: 5 Industri Ini Masih Rekrut Pekerja