TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan penyedia informasi lowongan kerja mencatat kenaikan jumlah pencari kerja di masa pandemi. Country Manager JobStreet Indonesia Faridah Lim menuturkan jumlahnya meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan periode normal.
“Biasanya satu posisi itu dilamar oleh 400 orang, sekarang satu posisi bisa mencapai 800, bahkan untuk posisi tertentu bisa ribuan,” ujarnya kepada Tempo, Senin 26 Oktober 2020. Tingkat akses situs Jobstreet setiap bulannya pun melonjak 11 persen hingga 300 juta akses per bulan pada periode April-Juni lalu.
Lonjakan signifikan pencari kerja itu disebabkan oleh pelemahan kondisi dunia usaha yang berujung pada pemutusan hubungan kerja (PHK) atau kebijakan efisiensi lainnya. Dampak pandemi yang dahsyat itu pun menyebabkan tingkat pengangguran di akhir tahun ini diprediksi bakal meningkat hingga 4-5 juta orang.
Peningkatan jumlah pencari kerja itu di satu sisi tidak dibarengi oleh keterbukaan lowongan kerja. Farida mengatakan pada periode April dan Mei lalu misalnya jumlah lowongan yang dibuka anjlok yaitu hanya 8 ribu lowongan. “Padahal sebelum pandemi jumlah lowongan per bulan itu mencapai 30 ribu lowongan,” katanya.
Namun, kondisi itu berangsur-angsur membaik setelah kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dilonggarkan dan memasuki masa transisi. “Kami lihat sampai periode September ini jumlah lowongan sudah menyentuh 20 ribu lowongan per bulan.”