TEMPO.CO, Jakarta –PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin bersama perusahaan maskapai tengah menganalisis penambahan slot penerbangan untuk menampung jumlah penumpang pesawat yang diperkirakan meningkat sampai akhir tahun karena harga tiket pesawat turun. Peningkatan pergerakan penumpang terjadi setelah pemerintah membebaskan biaya retribusi bandara atau airport tax sebagai stimulus atas tarif Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U).
“Kami menganalisis kemungkinan rute domestik mana saja yang mengalami peningkatan untuk dapat ditambah frekuensi penerbangan di rute tersebut jika memungkinkan,” ujar Direktur Utama Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin dalam keterangan tertulis yang diterima pada Ahad, 25 Oktober 2020.
Stimulus airport tax berlaku di 13 bandara yang dikelola Angkasa Pura dan Kementerian Perhubungan. Lima di antaranya merupakan bandara milik Angkasa Pura II, yakni Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Bandara Internasional Kualanamu, Bandara Halim Perdanakusuma, Bandara Silangit, dan Bandara Banyuwangi.
Pembebasan biaya retribusi yang dibebankan kepada penumpang akan membuat harga tiket pesawat turun. Sebab, selama ini, beban airport tax dimasukkan ke komponen harga tiket pesawat. Imbasnya, minat masyarakat terhadap angkutan udara pun diprediksi melonjak.
Angkasa Pura II menghitung, sampai Desember 2020, peningkatan jumlah penumpang mencapai 44 persen atau menjadi 2,5 juta penumpang. Sedangkan pada akhir Oktober, jumlah penumpang masih berkisar 1,45 juta.
“Ini momen yang tepat bagi bandara dan maskapai untuk membuka kembali rute domestik yang sempat ditutup di tengah pandemi,” katanya.