Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan potensi wakaf di Indonesia sangat besar. Kalau melihat penduduk Indonesia, khususnya kelas menengah, ada sekitar 74 juta potensi masyarakat yang bisa berpartisipasi dalam gerakan wakaf.
"Dari sisi size mencapai Rp 217 triliun atau 3,4 persen dari Produk Domestik Bruto kita," ujar dia.
Melihat potensi wakaf tersebut, Sri Mulyani mengatakan pemerintah sudah meluncurkan instrumen investasi Cash Waqf Linked Sukuk untuk menjaring potensi tersebut. Instrumen tersebut, menurut dia, memberikan fleksibilitas kepada masyarakat.
"Kita bayangkannya wakaf itu menyerahkan aset selamanya, enggak juga. Yang Cash Waqf Linked Sukuk ini durasinya dua dan enam tahun, memang tidak tradeable," ujar Sri Mulyani.
Dengan instrumen itu, Sri Mulyani mengatakan dana yang masuk ke dalam wakaf adalah hasil investasinya. Sementara, dana yang disetor untuk membeli investasi nantinya akan kembali lagi setelah tenornya selesai.
"Karena di bayangan barangkali oleh masyarakat wakaf itu tanah atau apa, tapi bisa saja dalam bentuk sebagian income yang dipakai bisa kita wakafkan dua tahun, yaitu dalam bentuk profit dari hasil investasinya, bukan uangnya sendiri," ujar dia. Ia meyakini kalau dapat melakukan mobilisasi dana wakaf tersebut, maka Indonesia bisa mendapat langkah besar untuk mengumpulkan pendanaan sosial.
Baca: Ma'ruf Amin Targetkan Indonesia Jadi Produsen Produk Halal Terbesar pada 2024
CAESAR AKBAR