TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemerintah terus mendorong pemulihan ekonomi, khususnya pada sisi permintaan. Pasalnya sisi tersebut dinilai mengalami tekanan yang berimbas pada rendahnya angka laju inflasi di Tanah Air.
"Untuk tahun 2020 dengan dilihat angka inflasi yang relatif lebih lemah atau lebih rendah dari yang ditargetkan, itu menggambarkan bahwa sisi permintaan perlu untuk terus didorong," ujar dia dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi 2020, Kamis, 22 Oktober 2020.
Sri Mulyani berujar lebih dari 57 persen Produk Domestik Bruto Indonesia adalah dari sisi konsumsi. Namun, akibat pandemi, sisi konsumsi mengalami tekanan yang sangat besar.
Pada kuartal II 2020, kata dia, sisi konsumsi mengalami kontraksi lebih dari 5,5 persen. Sementara, konsumsi pemerintah pada periode yang sama juga belum cukup cepat untuk menetralisir hal tersebut.
"Karena memang dalam kondisi tingkat Covid-19 yang tinggi dan PSBB, sementara dari APBN dan APBD masih di dalam proses perubahan sehingga konsumsi pemerintah pada kuartal kedua juga mengalami kontraksi 6,9 persen," tutur dia.
Untuk itu, kata Sri Mulyani, langkah-langkah pemerintah untuk terus melaksanakan program pemulihan ekonomi nasional akan terus dilakukan. Di samping memulihkan daya beli masyarakat, ia berujar pemerintah akan menggenjot kegiatan investasi yang turun cukup dalam pada kuartal II lalu.