TEMPO.CO, Jakarta - Ketua MPR Bambang Soesatyo mendorong perkembangan usaha cerutu nasional terus berkembang, khususnya dari daerah Jember yang terkenal penghasil tembakau terbaik Indonesia. Dengan begitu, ia berharap para penggemar tak perlu lagi menghisap cerutu impor dari Kuba, Gurkha, Nikaragua maupun dari berbagai negara lainnya.
“Selama ini para penggemar cerutu selalu bangga menghisap cerutu dari Kuba. Para pengusaha cerutu nasional harus bisa melakukan branding yang menarik dan unik,” ujar Bamsoet saat diskusi bersama pemilik PT Boss Image Nusantara (BIN Cigar) Febrian Ananta Kahar dan Direktur Utama PT BIN Cigar Imam Wahid Wahyudi sebagai perusahaan nasional penghasil cerutu di Podcast kanal YouTube Bamsoet Channel, Kamis, 22 Oktober 2020.
Menurut Bamsoet, selain untuk memenuhi kebutuhan cerutu dalam negeri, usaha cerutu nasional juga bisa memasok kebutuhan cerutu dunia. “Kualitas tembakau Indonesia termasuk yang terbaik di dunia. Cerutu yang dihasilkan pun sangat bisa bersaing melawan cerutu terbaik Gurkha Black Dragon yang dijual seharga Rp 9 juta per batang. Harganya pun terjangkau di bawah Rp 1 juta. Harga kaki lima, rasa bintang lima,” katanya.
Bamsoet menilai kiprah PT BIN Cigar dalam memajukan usaha cerutu nasional patut dicontoh. Walaupun di saat pandemi Covid-19 permintaan cerutu dari dalam negeri sempat menurun, dari 5.000-6.000 batang cerutu per hari menjadi 1.000-1.500, namun mereka tak mudah menyerah.
Dia mengatakan berkurangnya permintaan dari dalam negeri, mendorong mereka untuk menembus pasar ekspor ke Malaysia, Cina, Thailand, Filipina, bahkan hingga Yunani. Saat ini PT BIN Cigar memproduksi 60-an merek cerutu untuk pasar dalam negeri dan 30-an merek cerutu pasar luar negeri.