Staf Ahli Bidang Manajemen Krisis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Hengky Manurung, mengatakan hibah pariwisata merupakan tundaan yang sebenarnya tersalur pada Maret lalu. Menurut dia, alokasi terbesar mengarah ke Bali sebanyak Rp 1,18 triliun atau 35 persen dari total hibah, serta untuk DKI Jakarta sebesar Rp 511,6 miliar atau 15 persennya.
“Itu hasil kajian PHPR seluruh wilayah, termasuk dengan perkiraan kebutuhan pemulihan empat bulan ke depan,” tuturnya.
Hengky meyakini hibah meringankan gangguan finansial di sektor perhotelan dan restoran, termasuk menambal sebagian PAD yang hilang selama masa pandemi. “Sekarang baru ke hotel dan restoran,” katanya. “Kalau berhasil, program bisa diperluas ke jenis usaha wisata lainnya.”
Ketua Satgas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Nasional, Budi Gunadi Sadikin, mengatakan penyaluran anggaran PEN hingga pekan kedua bulan ini sudah hampir menyentuh 50 persen, dari total alokasi sebesar Rp 695,2 triliun. “Sampai akhir September kuartal III ketiga kami sudah menyalurkan Rp 150 triliun, dan sampai minggu kedua Oktober sudah Rp 344,43 triliun atau hampir 50 persen dari total," ujar Budi.
Dia mengingatkan bahwa anggaran terdistribusi untuk empat sektor atau program yang menjadi tanggung jawab Satgas PEN, yaitu perlindungan sosial, usaha mikro kecil menengah, kementerian/lembaga dan pemerintah daerah, serta pembiayaan korporasi.