TEMPO.CO, Jakarta - Maskapai penerbangan Cathay Airways bakal memangkas 8.500 pekerjaan dan di dalamnya adalah PHK terhadap 5.900 karyawannya karena tak sanggup bertahan di masa pandemi Covid-19. Perusahaan ini juga memutuskan untuk menutup salah satu maskapai regionalnya, Cathay Dragon.
Cathay Airways menyebutkan pengurangan jumlah pekerja ini adalah yang terbesar dalam sejarah. Saat ini ada 5.300 karyawan berasal dari Hong Kong dan 600 karyawan dari luar negeri, dan mereka akan diberhentikan dalam beberapa minggu mendatang.
Sementara itu, 2.600 posisi yang tidak terisi akan dihapus. Sebelumnya Cathay Airways mengambil skema restrukturisasi utang senilai HK$ 2,2 miliar (US$ 284 juta) untuk mengatasi dampak pandemi.
Dalam keterbukaan informasinya ke bursa Hong Kong pada hari ini, Rabu, 21 Oktober 2020, disebutkan bahwa Cathay Dragon akan menghentikan operasinya mulai hari ini. Perusahaan juga tengah mencari persetujuan dari otoritas terkait untuk mengalihkan sebagian besar rute maskapai penerbangan regional ke Cathay Pacific dan HK Express.
Dikutip dari South China Morning Post, perusahaan juga akan memangkas 24 persen dari jumlah karyawan grup yang totalnya mencapai 35.000 orang. Dengan pengurangan ini, berarti perusahaan akan kembali ke ketenagakerjaan seperti pada tahun 2007 lalu.
Sebuah sumber, yang dikutip South China Morning Post, mengatakan angka pemangkasan sebenarnya adalah 17 persen jika dihitung dengan pembekuan rekrutmen perusahaan dan skema pensiun sukarela diperhitungkan. Awak kabin dan kokpit yang berbasis di Hong Kong nantinya akan diminta untuk menandatangani kontrak gaji yang baru.