TEMPO.CO, Jakarta – Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo yakin pertumbuhan ekonomi pada 2021 meningkat signifikan mencapai 4,8 hingga 5,8 persen di level ambisius. Keyakinan tersebut berangkat dari membaiknya kondisi perekonomian pada akhir kuartal ketiga hingga akhir 2020 mendatang.
“Berbagai indikator yang dilihat, pemulihan ekonomi terus berlangsung,” ujar Perry saat menyampaikan pemaparan dalam acara Capital Market Summit and Expo yang ditayangkan secara virtual pada Senin, 19 Oktober 2020.
Perry memprediksi kontraksi pertumbuhan ekonomi pada akhir kuartal ketiga tak sedalam yang terjadi pada kuartal kedua sebelumnya. Pada kuartal kedua atau April hingga Juni 2020, pertumbuhan ekonomi negara amblas hingga menyentuh -5,32 persen secara year on year.
Perbaikan kondisi ekonomi pada kuartal ketiga hingga akhir tahun ditunjukkan dengan meningkatnya kembali mobilisasi manusia dari satu tempat ke tempat lain. Pergerakan ini mendorong pulihnya aktivitas ekonomi secara bertahap. Di samping itu, penjualan eceran berdasarkan survei yang dilakukan bank sentral kian melonjak dan ekspor non-migas menunjukkan tren yang positif.
Kontraksi pertumbuhan ekonomi yang diproyeksikan tak terlampau dalam pada kuartal ketiga akan mendorong pertumbuhan ekonomi pada kuartal keempat bercokol di level positif. “Ini akan membuat pemulihan ekonomi pada tahun depan mencapai minimal 4,8 persen,” ucapnya.
Di samping itu, Perry meyakini laju inflasi pada tahun depan akan membaik ketimbang tahun ini. Ia memperkirakan, hingga pengujung 2020, laju inflasi tertekan di level sangat rendah karena melemahnya daya beli, yakni 2 persen. Sedangkan pada 2021, menurut Perry, tingkat inflasi bakal kembali terjaga di level 3 persen.
Baca juga: Bank Indonesia Perkirakan Inflasi Oktober 0,04 Persen
FRANCISCA CHRISTY ROSANA