TEMPO.CO, Jakarta - Defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) terus melebar memasuki September 2020. Kini, angka defisit APBN sudah mencapai Rp 682,1 triliun atau 4,16 persen dari produk domestik bruto (PDB).
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kendati makin melebar jumlah tersebut masih sejalan menuju target defisit. Defisit September naik 1 persen dari Agustus 2020 yang saat itu mencapai 3,05 persen.
Baca Juga:
“Defisit hingga September sebesar 4,16 persen terhadap PDB (produk domestik bruto) masih sejalan menuju target defisit,” kata Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengutip Bisnis.Com, Senin, 19 Oktober 2020).
Berdasarkan Peraturan Presiden No. 72/2020, pemerintah menaikkan batas aman defisit dari 3 persen menjadi 6,34 persen. Kebijakan ini dilakukan melihat tekanan ekonomi yang dalam akibat pandemi Covid-19.
Sementara itu, realisasi penerimaan negara pada September 2020 sebesar Rp 1.159 triliun atau masih terkontraksi 13,7 persen. Angka tersebut mencapai 68,2 persen dari target sesuai Perpres 72/2020, yakni Rp 1.699,9 triliun.
Sedangkan total belanja negara mencapai Rp 1.841,1 triliun atau tumbuh 15,5 persen. Angka tersebut berkisar 67,2 persen dari target.
Sri Mulyani menuturkan pemerintah berhasil mempercepat belanja negara sehingga tumbuh 15,5 persen dibandingkan dengan tahun lalu. “Akselerasi belanja negara masih terus berlanjut, termasuk kinerja program pemulihan ekonomi nasional yang menjadi motor penggerak perekonomian,” ujar Menkeu.
Baca juga: Sri Mulyani Ingatkan Negara G20 Agar Tak Tarik Stimulus Covid-19 Terlalu Dini
BISNIS.COM