Data ini serupa dengan yang diungkapkan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia dalam keterangan tertulisnya, 16 Oktober. Bahlil mencatat jumlah pengangguran terus bertambah hingga diperkirakan mencapai sekitar 15 juta orang pada akhir tahun. Angka itu berasal dari tujuh juta orang Indonesia yang sedang mencari pekerjaan, 2,5 juta angkatan kerja yang muncul tiap tahun, dan 3,5-5 juta orang yang terkena PHK selama pandemi.
Selanjutnya di saat yang sama, Bhima memaparkan hasil survei Asian Development Bank menunjukkan UMKM di Indonesia terus melakukan pengurangan karyawan setiap bulan. Bhima menyebut UMKM memerlukan bantuan finansial yang kuat untuk mempertahankan usahanya.
“Situasi di 2020 sangat berbeda dari krisis 1998 dan 2008, yakni PHK di sektor formal dapat ditampung di sektor informal /UMKM. Saat ini 90 persen UMKM membutuhkan bantuan finansial untuk memulai usahanya kembali,” ucapnya.
Saat rapat dengan DPR pada 1 September 2020, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berharap sejumlah program pemerintah khususnya perlindungan sosial dan insentif dunia usaha dapat mendukung penurunan tingkat kemiskinan dan pengangguran terbuka.
"Masing-masing menjadi 9,2 persen hingga 9,7 persen untuk kemiskinan, 7,7 hingga 9,1 untuk pengangguran terbuka," kata Sri Mulyani dalam rapat dengan DPR mengenai tanggapan Pemerintah atas Pandangan Umum Fraksi-Fraksi atas RUU tentang APBN 2021 beserta Nota Keuangan.
Tingkat rasio gini, kata dia, juga diperkirakan turun menjadi 0,377 hingga 0,379 pada 2021. Sedangkan indeks pembangunan manusia diharapkan meningkat menjadi 72,78 hingga 72,95.
"Itu mengindikasikan bahwa perbaikan kesejahteraan masyarakat masih terus jadi pusat perhatian pemerintah," ujar Sri Mulyani.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA I HENDARTYO HANGGI
Baca juga: Sri Mulyani: Tingkat Kemiskinan Turun Jadi 92,97 Persen di 2021