TEMPO.CO, Jakarta - Survei Perbankan yang dirilis oleh Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan kredit industri perbankan di Indonesia bakal melambat pada tahun ini menjadi hanya naik 2,5 persen secara year on year (yoy). Angka itu lebih rendah ketimbang realisasi kredit pada 2019 sebesar 6,1 persen (yoy).
Prediksi perlambatan kinerja penyaluran kredit pada tahun ini merupakan dampak dari pandemi Covid-19. Per Agustus 2020, kredit mampu tumbuh sebesar 1,04 persen (yoy), tetapi kemudian di bulan berikutnya terjadi perlambatan menjadi sebesar 0,12 persen (yoy).
Namun begitu, pertumbuhan kredit pada kuartal IV tahun ini diproyeksikan bakal lebih tinggi dari kuartal sebelumnya. Walaupun tingkat pertumbuhan di kuartal terakhir tersebut tidak setinggi periode yang sama tahun sebelumnya.
Hal ini tercermin dari saldo bersih tertimbang (SBT) prakiraan permintaan kredit baru pada kuartal IV tahun ini sebesar 57,6 persen, lebih tinggi dibandingkan 50,6 persen pada kuartal sebelumnya. Sedangkan pada kuartal serupa tahun 2019, permintaan kredit baru mencapai 70,6 persen.
Prakiraan pertumbuhan tersebut mengindikasikan tren perbaikan kinerja pembiayaan masih berlanjut pada kuartal IV tahun 2020, meskipun relatif terbatas jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Dari survei itu juga diketahui prioritas utama responden dalam penyaluran kredit baru kuartal IV tahun 2020 adalah kredit modal kerja, diikuti oleh kredit investasi, dan kredit konsumsi. Pada jenis kredit konsumsi, penyaluran kredit kepemilikan rumah/apartemen masih menjadi prioritas utama, diikuti oleh penyaluran kredit multiguna dan kredit kendaraan bermotor.
BISNIS
Baca: Bos BCA Jelaskan Sebab Penyaluran Kredit per Agustus Hanya Tumbuh 1,28 Persen