TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama MIND ID Orias Petrus Moedak memperkirakan pabrik produsen baterai kendaraan listrik di Indonesia akan beroperasi pada 2023 atau tiga tahun setelah diteken.
"Itu tidak butuh waktu lama dalam pembangunan. Sekitar 2-3 tahun saja setelah disepakati," kata Orias dalam pertemuan virtual di Jakarta, Kamis, 15 Oktober 2020.
Sebelumnya, ada dua produsen baterai kendaraan listrik dari Tirai Bambu Contemporary Amperex Technology Co. Ltd. (CATL) asal Cina dan LG Chem Ltd asal Korea Selatan menyatakan siap berinvestasi sekitar 20 miliar dolar AS di Indonesia.
Lokasi pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik, diperkirakan di antara Sulawesi Tenggara, Halmahera dan Papua. Proyek tersebut akan dikoordinir oleh PT Antam.
Terkait pendanaan, Orias menyatakan, tidak ada kendala dalam proses awal sebab secara kajian sudah terencana dengan matang.
Dalam perkembangan produk turunan dari nikel dan lithium, ia menambahkan, investasi bisa mencapai sebesar 20 miliar dolar AS. Sebelumnya disebutkan nilai investasi pendanaan ada di kisaran 12 miliar dolar AS.
Orias juga menyebutkan kapasitas cadangan nikel sebagai bahan baku baterai di Indonesia cukup besar bahkan diklaim nomor satu di dunia.
Baca juga: Erick Thohir Sebut Cina dan Korea Incar Investasi Baterai Mobil Listrik RI