TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan total dana yang dibutuhkan pemerintah untuk pengadaan 260 juta vaksin Covid-19 dari Sinovac sebesar Rp 45,5 triliun. Ini merupakan total dana yang diajukan oleh PT Bio Farma (Persero) untuk pengadaan vaksin sebanyak 260 juta dosis dari perusahaan biofarma asal Cina tersebut.
Sementara uang muka (down payment/DP) yang dibutuhkan Bio Farma untuk pengadaan vaksin sebesar Rp3,6 triliun pada Oktober ini. Lalu, total uang muka yang harus disiapkan sampai 2022 mendatang sebesar Rp24,21 triliun.
"Untuk Bio Farma ini, semua sudah ada jadwal dan anggarannya," ujar Airlangga dalam konferensi pers virtual, Senin, 12 Oktober 2020.
Adapun pengadaan 15 juta dosis vaksin dari Sinovac masuk pada 30 November 2020. Selanjutnya, Bio Farma memperkirakan ada 10 juta dosis vaksin masuk pada 5 Januari 2021, 20 juta dosis vaksin pada 28 Januari 2021, 5 juta dosis vaksin pada 26 Februari 2021, dan 32 juta vaksin pada 29 Maret 2021.
Kemudian, Bio Farma memperkirakan ada 21 juta dosis vaksin virus corona pada 30 April 2021, 20 juta dosis vaksin pada 31 Mei 2021, 33 juta dosis vaksin pada 29 Juni 2021.
Lalu, 30 juta dosis vaksin masuk pada 31 Juli 2021, 26 juta dosis vaksin pada 30 Agustus 2021, 29 juta dosis vaksin pada 30 September 2021, dan 19 juta dosis vaksin Covid-19 pada 30 Oktober 2021. Sehingga, target 260 juta vaksin diperkirakan terpenuhi pada Oktober 2021 mendatang.
Baca: Terawan: Pemerintah Tanggung Biaya Vaksin Covid-19 untuk 2 Kelompok Masyarakat